Cerita Sex Gadis ABG Pendiam

Cerita Sex Gadis ABG Pendiam

Cerita Sex – Cerita Sex Gadis ABG Pendiam, Kisah Sex ini bermula dari perkenalanku dengan seorang gadis anak ABG di lingkungan rumah tempat tinggal kostku, yang belakangan ini aku ketahui bernama Shintia.

Shintia adalah seorang cewek ABG, tingginya kira kira 150 cm dengan body yang menurutku gak bohay dan gak montok dengan toket gak besar2 amat, ya pas lah untuk ukuran tubuhnya yang masih seumuran abg meranjak dewasa.

Semakin lama aku kenal dia akhirnya kita semakin dekat, kadang2 dia maen ke tempat kostku yang bebas dimana cewek seenaknya bisa keluar masuk kedalam kamar kostku.

Dia sering curhat ama aku, tentang keluarganya dan tentang kerjaannya. perlu diketahui si Shintia ini putus sekolah karena ortunya tidak mampu bayarin doi sekolah…walhasil dia harus bekerja buat ngebantuin ortunya.

Sanking seringnya dia maen kekostanku kadang2 dia pernah ketiduran dikamar kostku…aku sih ga keberatan klo dia mo tidur2an tapi imron ane ini ga bisa dipungkiri udh gedek2 aje ngeliat tubuh Shintia yang lagi tiduran dikasur…bawaannye mo nidurin aje.

Sering juga waktu aku pergi Shintia maen kekamar kostku, aku emank sengaja ngasih duplikat kuncinya ama dia… kali2 aja dia mo maen2!!

Sampai suatu hari aku dengan tergesa2 pulang dari tempat kerjaku, karena ada sesuatu yang ketinggalan dikamar kostku. Segera aku buka pintu kamarku…tiba2 ada yang aneh nih, aku rasakan kandung kemihku penuh sekali.

Cerita Sex Gadis ABG Aku kebelet pipis. Benar-benar kebelet pipis, sudah di ujung lah. Cepat-cepat aku bergegas kekamar mandi yang kebetulan berada didalam kamarku. Ketika kudorong ternyata sedang dikunci.

“Hey..! Siapa di dalam..? Buka dong..! Udah nggak tahan..!” aku berteriak sambil menggedor-gedor pintu.
“Akuu..! Tunggu sebentar..!” ternyata terdengar suara dari dalam yang aku yakin suara si Shintia.
“Kreekk..!” terbuka sedikit pintu kamar mandi, kepala Shintia muncul dari celahnya.
“Ada apa mas..?” katanya.

Tanpa menjawab pertanyaannya, aku langsung nyerobot ke dalam karena sudah tidak tahan. Langsung aku kubuka reselting celanaku dan membuka celana dalamku.

“Serrrr…” keluar air seni dari penisku.

Kulihat Shintia yang berdiri di belakangku, badannya masih berdiri terpaku melihat aku yang dengan cueknya mengeluarkan kejantananku. Akhirnya aku tersadar dan segera memasukkan penisku kedalam sangkarnya. sambil gugup aku membalikkan badanku dan memandang Shintia yang masih berdiri tetegun dengan tingkahku barusan.

” eh….sorri ya Shin, aku lupa kamu ad disini…”
” E e e…nggak koq mas, nggak pa pa…” suara Shintia terdengar gugup bercampur malu.
” Anu anu mas itu….” sambil tangannya menunjuk pada penisku.
” kenapa Shin?? ada apa dengan anuku…??”
” Celananya belum dikancingin mas…” katanya terbata2.

Aku semakin malu jadinya salah tingkah aku didepan Shintia…

” Eh ya ……”
” Tadi kamu lihat semuanya ya Shin??” tanyaku sembari menggodanya.
” Iya mas dikit…”
” Masa cuma dikit??” kataku menggoda Shintia.
” Iya beneran ….ih mas genit ah…” sambil mencubit pinggangku dia mengerling kearahku.

Amboiiii…..matanya dan bibirnya itu loh…bikin aku gak kuat…

Kami berdua berbincang-bincang beberapa saat dan kemudian aku mengajaknya ke pinggiran kasur untuk duduk dan ngobrol. Disana aku bertanya kepadanya, ” Kamu tadi suka nggak liatin punya aku Shin…??”

Shintia sedikit kaget dengan pertanyanku…. dengan malu2 dia menjawab
” ya…. mas “.

Betapa senangnya hatiku timbul pikiran jorok dalam otakku, aku ingin menidurinya saat ini, aku udh lupa dengan kerjaan yang tadi ketinggalan dikamar untuk aku bawa kembali kekantor. Di otakku cuma ada satu pikiran gimana caranya meniduri Shintia.

Secara spontan aku merangkul dan mencium kening Shintia. Dia diam saja, sehingga membuatku semakin penasaran. Lalu kupeluk pinggangnya dan kucium telinga serta lehernya, sehingga aku mulai merasa Shintia  terhanyut oleh permainanku. Setelah itu aku melakukan sedikit permainan padanya, dan nampaknya Shintia benar-benar terbawa nafsu, aku bertanya kepadanya.

“Shin, aku boleh nggak membelai tubuhmu?” kataku sambil berusaha melepaskan kancing bajunya.

Cerita Sex Gadis ABG Pendiam
Cerita Sex Gadis ABG Pendiam

Ternyata Shintia melakukan perlawanan, sehingga aku memegang kedua tangannya dengan tangan kiriku, serta terus membuka bajunya secara paksa. Shintia  kemudian berhenti melawan. Seluruh kancing bajunya akhirnya berhasil kubuka, namun bajunya tidak kutanggalkan.

Dia nampak seksi meskipun toketnya tidak terlalu besar.Langkah pertama, aku mencium rambutnya sambil mengenggam tangannya, sementara tanganku yang lain memeluk pinggangnya. Aku senang karena ternyata Shintia memberikan respon. Aku membimbingnya ke atas kasur. Kemudian aku membuka baju dan celanaku, sehingga aku tinggal memakai celana dalamku.

Cerita Sex Gadis ABG Kupeluk dia dan kucium bibirnya. Kumainkan lidahku di dalam mulutnya, dan Shintia membalas permainanku. Hebat juga, ternyata dia sangat pandai berciuman dengan lidah. Shintia membuka celana dan bajunya, sehingga dia hanya memakai pakaian dalamnya saja. Mataku tidak lepas memandang belahan payudaranya yang terlihat jelas.

Cerita Sex Lainnya:  Cerita Sex Hot di Tengah Taman

“Shin, buka dong..!” kataku meminta.

Shintia menurut saja. Dia membuka celana dalamnya terlebih dahulu, sehingga aku dapat melihat vaginanya yang mempunyai bulu2 halus dan jarang….sangat indah dipandang dengan belahan yang berwarna merah muda dihiasi oleh lendir2 yang meleleh dari dalam vaginanya yang diakibatkan oleh rangsanganku tadi.

Kemudian dia membuka bra-nya, sehingga kedua payudaranya yang kecil tetapi membulat kencang dengan puting susunya yang kemerahan terbuka polos, tegak menantang untuk dilumat. Dia tersenyum dan mendekatiku. Aku kemudian menjilati telinga dan tengkuknya. Shintia kegelian dan tertawa kecil.

Melihat kedua payudaranya yang indah dan mulus itu, hatiku tidak sabar dan ingin segera merasakan kenikmatan kedua benda tersebut. Kusapukan perlahan jariku pada permukaan payudara kanannya yang halus dan lembut. Kuraba puting dan lingkaran areola-nya dengan perlahan, sehingga Shintia memejamkan matanya menikmati sensansi di puncak payudaranya.

Kucubit perlahan putingnya dan kutarik, sehingga Shintia mengeluarkan desahan tertahan. Lalu kukulum payudaranya dan kuhisap dengan kuat seolah-olah aku menyusu padanya dan ingin menyedot seluruh isi payudaranya. Aku menyedot, mengulum, dan menggigit payudaranya bergantian, sehingga aku merasakan kepuasan dari payudara tersebut.

Dengan melepaskan perasaan gemas yang telah lama tertahan, tanganku cepat meraih payudaranya dan kuremas dengan kuat, Shintia mengaduh kesakitan. Tanganku terasa meremas daging lembut kenyal berisi jaringan kelenjar yang membuat birahiku terbakar.

“Mas..! Pelan-pelan dong..!” katanya sambil mendesis kesakitan tapi nikmat.

Aku melepaskan tanganku dan jariku masuk ke liang vaginanya. Kugesek-gesekkan jariku disana sehingga Shintia mengerang. Aku lalu menunduk dan menjilati vaginanya, sehingga Shintia mendesah dan melengkungkan badannya.

Aku terus menjilati bibir vaginanya dia bergerak kekanan dan kekiri di tempat tidur, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan untuk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding vaginanya dengan cepat.

Shintia menggeliat-geliat liar sambil memegangi kepalaku.
“Ahhh… mhhh… massss…” demikian desahannya sambil menyebut-nyebut namaku.

Aku terus beroperasi di vaginanya. Lidahku semakin intensif menjilati liang kemaluan Shintia. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam vaginanya, membuat Shintia tersentak dan memekik kecil.

Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan vaginanya sambil memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dengan liar, sehingga Shintia semakin tidak karuan menggeliat.

Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku dapat merasakan vaginanya yang teramat basah oleh lendirnya, aku mengambil posisi dan membuka celana dalamku. Batang penisku sudah tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya.

Dalam hati aku membatin, “Ini dia saatnya… show time..!”
Aku mengangkat tubuhnya yang kecil itu dan membantingnya ke tempat tidur, sehingga dia telentang sambil mengaduh.

Sebelum dia sadar dengan apa yang terjadi, aku menyodokkan penisku ke dalam vaginanya dengan cepat, sehingga dia berteriak kesakitan. Pelan pelan aku tarik penisku dari vaginanya, terasa hangat dan mencengkram erat penisku….

Nyaman dan hangat sekali vaginanya..! kulihat ada bekas darah saat aku tarik keluar penisku ” Hmmmm rejeki nomplok dapet perawan nih ” batinku.

Kukocok keluar masuk penisku, sehingga setiap tarikan masuk dan tarikan keluar penisku membuat Shintia merasakan nikmat pada vaginanya. Dia mulai terbiasa dengan penisku…Rintihannya semakin menambah nafsuku.

Setiap kali penisku bergesek dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku merasa nikmat tidak terkatakan. Kemudian aku meraih kedua daging yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga Shintia menjerit setinggi langit.

Tangannya mencakar tanganku, namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang panjang..! Shintia orgasme…..kurasakan vaginanya berdenyut memijit penisku serta membasahinya dengan cairan kenikmatannya.

Selanjutnya sambil tetap mencengkeram kedua payudaranya dan tetap menyetubuhinya, aku memutar-mutar tanganku diatas kedua payudaranya.
Tanganku merasakan enak sekali mempermainkan kedua daging kenyal kembar miliknya tersebut. Sementara gerakan sanggamaku semakin cepat, sehingga Shintia akhirnya terkulai lemas kehabisan tenaga menahan Nikmat yang dirasakannya.

Setelah beberapa saat aku merasakan buah zakarku geli luar biasa dan penisku berdenyut-denyut. Akhirnya aku orgasme, dan penisku menyemprotkan cairan spermaku berkali-kali ke dalam kehangatan rahimnya. Semprotan terakhir membuatku lemas dan terjatuh menindih tubuhnya.

Beberapa lama kami berdua berdiam dengan penisku masih tertancap pada lubang miliknya. Tubuh mungilnya terkulai lemas dengan denyutan jantungnya yang turun naik, menandakan dia sangat kecapaian. Kami saling berpandangan dan akhirnya berciuman…..kami tertidur sampai sore hari…dia kemudian bergegas pulang karena takut dicari ortunya.

Akhirnya kami semakin dekat dan kamipun semakin sering melakukannya layaknya pasangan suami istri. baik dikamar kostku maupun dirumah Shintia ketika ortunya ga ada dirumah.

Sampai akhirnya aku harus pergi karena aku ditugaskan di luar pulau oleh kantor pusat. dan kabar terakhir yang aku dengar Shintia sempat hamil….tapi tidak diketahui siapa yang menghamilinya.