Cerita Sex – Cerita Sex Sensasi Angin Laut, Setelah jalan keliling-keliling pulau, kami kembali ke cottage dan aq kemudian duduk-duduk santai di teras sambil menunggu Merry yg bersiap untuk mandi. Namun baru beberapa menit, Merry menyusulku ke teras dgn hanya berlilitkan handuk saja.
“Aq masih keringetan nich .., enakan berangin-angin dulu di sini,” katanya sambil berjalan ke pagar teras.
Walaupun sdh agak gelap, namun aq dapat melihat keindahan tubuhnya dari belakang dgn sedikit sinar dari lampu teras. Bahkan kulit mulusnya yg terbuka di atas dan bawah handuk nampak berkilat karena tubuhnya yg masih bersimbah peluh, Aq segera menghampirinya dan dari belakang kulingkarkan tanganku memeluknya.
“Mau ngga aq mandiin..”, bisikku ke telinganya.
“Mau mandiin aq? di sini?,” tanya Merry kemudian.
Aq tak menjawab dgn kata-kata lagi tp langsung dgn bibirku yg mencium lehernya, Agar tak menghalangi, kusibakkan rambutnya dgn tangan kiriku hingga tengkuknya yg berbulu halus itu terbuka bebas dan siap menyambut ciumanku.
“ssshhhhhhh.., ” desisnya waktu bibirku mendarat di lehernya.
Aroma tubuhnya yg alami itu membuatku makin betah berlama-lama di tengkuknya. Tubuhnya mulai menggeliat, apalagi waktu lidahku mulai menggelitik mulai lagi dari telinga, leher, tengkuk, hingga pundaknya.
Bersamaan dgn itu, kedua tangankupun tak tinggal diam menyusup lewat lengannya ke depan hingga menyentuh gundukan toketnya yg menggantung dan bulat padat itu, walupun masih tertutup handuk. Kutangkupkan tanganku di depan toketnya dan mulai kuputar-putar lembut dgn sesakali meremasnya.
Merry menggelinjang merasakan ciumanku di sepanjang pundak dan remasan tanganku di toketnya. Tangannyapun dinaikkan ke atas memegang rambutnya, agar tanganku lebih leluasa bergerak ke depan.
Kesempatan ini kupergunakan dgn mengarahkan wajahku ke ketiak kanannya yg terbuka bebas.
“eemmmhhhhh..,”erang Merry kegelian waktu bibirku masuk ke ketiaknya yg bersih mulus itu dan merupakan salah satu daerah sensitivnya.
Aroma khasnya membuatku makin terangsang dan membuat Batang Penisku mengeras di balik celanaku. Sengaja kugesekkan tonjolan Batang Penisku ke pantatnya yg masih tertutup handuk itu hingga membuatnya makin menggeliat tak karuan.
Bibirku makin mengganas menciumi dan menjilati ketiaknya bergantian kanan dan kiri, sementara tanganku mulai mencari simpul handuknya untuk melepasnya.
“Sssrt..,” handuk Merry terlepas yg diikuti dgn kekagetannya.
” Eh..!, jangan dilepas di siinii.., eemmmhhh..ah.., ter..ter serah kamu deh..,” rintih Merry menyambung kekagetannya yg menjadi pasrah karena begitu lepas handuknya langsung aq dekap erat tubuhnya bersamaan dgn jilatan-jilatan liar lidahku di bagian atas punggungnya dan remasanku tanganku kembali di toketnya yg kini tak berpenghalang lagi.
Putingnya yg terasa mengeras di tanganku sengaja kupilin-pilin yg menambah erangannya.
Sementara itu jilatanku menurun terus dari punggungnya yg mulus dan berkilat itu hingga menyentuh bagian atas celana dalamnya, satu-satunya yg tertinggal di tubuhnya. Tanganku kemudian kulepaskan dari toketnya dan beralih memegang kedua sisi celana dalamnya untuk kemudian menurunkannya pelan-pelan. Merry tak protes apapun seakan pasrah bercampur keinginan merasakan suasana eksotis di teras luar itu.
Geliatannya timbul kembali waktu bibirku menyentuh gundukan pantatnya yg menonjol padat itu bersamaan dgn lepasnya celana dalam dari bagian pantatnya. Tubuhkupun makin merunduk dan berlutut agar tanganku bisa bebas meluncurkan celana dalamnya makin ke bawah dgn bibirku yg terus mengikutinya. Dari pantat mulusnya ke belakang paha, balik lutut, hingga ke betisnya yg indah, tak luput dari ciuman dan jilatan-jilatan lidahku. Akhirnya, bersamaan dgn ciumanku di mata kakinya, terlepas sdh celana dalamnya dari kedua batang kakinya yg ramping itu.
Langit makin menggelap, angin lautpun terasa mengencang. Suasana redup dgn sinar kecil dari lampu kamar dan sinar bulan yg masih malu-malu, membuat tubuh Merry yg telah bugil total nampak makin indah dan sensual. Apalagi waktu Merry membalikan tubuhnya hingga di hadapanku terpampang indahnya toket yg bulat padat menyertai lekuk-liku tubuhnya yg sempurna.
Belum sempat aq menikmati semua pemandangan itu, aq dikejutkan dgn gerakannya yg sangat cepat membuka seluruh pakaianku. Akhirnya kami berdua bugil total di teras itu tanpa peduli ada nelayan dari kejauhan yg melihat atau tdk. Yg kami rasakan adalah sensasi luar biasa dari hembusan angin laut yg menerpa tubuh bugil kami, dan itu makin membangkitkan gairah kami. Kutarik tubuhnya ke arahku dan bibirku langsung melumat bibirnya yg sensual itu sambil tanganku menggeraygi pinggul dan pantatnya yg membusung itu. Merry tak mau kalah, tangannya di bawah menggapai Batang Penisku yg makin tegang sambil membalas ciumanku. Lidah-lidah kami saling bertaut dan saling menghisap dgn agresif.
Tubuh Merry lalu kuangkat ke atas seperti menggendong sesuatu di depan, dan kaki Merry langsung menjepit pinggangku erat-erat. Yg jelas posisi wajahku kini tepat berada di depan toketnya yg ranum dan bulat padat itu. Tanpa tunggu lama langsung kubenamkan wajahku ai antara gundukan bukit indahnya dan menciumi kehalusan kulitnya di situ.
“Emmmmhhhh..,” lirih Merry merasakan nikmatnya jilatanku di situ.
Erangannyapun makin menjadi waktu mulutku dgn liar menjalar menyusuri bulatan toketnya, yg dibarengi dgn lengkungan tubuh bagian atasnya kebelakang. Kesempatan itu tak kusia-siakan dgn meneruskan jilatanku ke putingnya yg mencuat itu. Dari puting kanan berganti ke kiri, dan dari jilatanku menjadi hisapan-hisapan lembut sampai-sampai tangannyapun ikut menarik kepalaku untuk tetap bertahan di toketnya.
Merry masih terus kugendong di depan sampai tubuhnya berguncang-guncang menahan nikmat mulutku yg tak henti melumat toketnya, Pelan-pelan lalu kugeser berdiriku ke arah sudut teras. Di situ tubuh Merry kuturunkan ke kursi sudut yg mirip kursi istirahat petinju di dlm ring.
“Lakukan sepuasmu Jim.. aq mau kamu lakuin semuanya di sini..,” kata Merry terengah-engah.
Kakinya yg baru turun dari pinggangku langsung kuangkat satu dan kusandarkan di atas pagar teras, sedangkan kaki yg satu masih di bawah. Aq lalu melepas selop tinggi dari kakinya sehingga kakinya yg bersih mulus itu sdh tak berpenghalang sama sekali.
Tanpa menunggu lama segera kujelajahi kakinya sebagai awal perjalanan ciumanku. MerryPun seakan pasrah bahkan merintih kenikmatan waktu bibirku menelusuri keindahan kakinya, dari punggung kaki, mata kaki, telapak hingga ujung jari-jari kakinya yg ramping. Waktu kukemot satu persatu jarinya, Merry menggelinjang kegelian, apalagi waktu kubarengi dgn rabaan tanganku di betis hingga paha bagian dalamnya.
Puas mencium dan menjilati kakinya, kuteruskan perjalanan bibirku ke betis, lutut dan paha dalamnya yg benar-benar lembut itu. Duduknyapun makin tak karuan waktu tanganku sdh mengusap-mengusap bibir memeknya. Saking pasrahnya, kedua tangannya disandarkan masing-masing ke pagar di kanan dan kirinya menandakan Merry benar-benar menikmati permainanku.
Bahkan waktu bibirku mencapai ujung pagkal pahanya, kaki kirinya yg tadinya di bawah tiba-tiba dinaikkannya ke pagar teras di sebelah kirinya sehingga posisi kedua kakinya mengangkang dgn indahnya. Belum sempat aq terpana melihat memeknya yg terbuka bebas, tangannya menarik kepalaku ke bawah untuk segera melumat memeknya. Segera aq imbangi dgn berlutut dan membenamkan wajahku di selangkangannya.
“Oooggghhh..eemmmhhhh.., erang Merry yg dibarengi dgn tengadahnya kepalanya ke belakang waktu lidahku mulai menyayat bibir memeknya dgn jilatan-jilatan memanjang.
Dari situ lidahku mulai menjilati clit dgn kadang-kadang mengulumnya yg membuat Merry makin menggelinjang hebat. Kuvariasi lagi dgn memasukkan lidahku ke liang memeknya maju-mundur dan membuat tangan Merry ikut menekan kepalaku agar lebih dekat lagi. Lumatan, hisapan ke clitnya dan lidahku yg makin liar dan cepat menari-nari di sana membuahkan ketegangan tubuhnya tiba-tiba.
“Oooggghhh..Oooggghhh..,” teriak Merry dibarengi dgn kencangnya tangannya menekan kepalaku di selangkangannya.
Merry mencapai orgasme pertamanya, sementara aq menikmati basahnya cairan memeknya di bibir dan wajahku beberapa saat.
Aq lalu berdiri agar Merry bisa beristirahat sebentar, namun tangannya tiba-tiba mencengkeram pinggulku dan ditariknya ke arahnya yg sdh duduk normal kembali sehingga Batang Penisku yg sedari tadi mengeras tepat berada di depan wajahnya. Dgn cepat, Batang Penisku sdh tenggelam di mulutnya yg sensual itu.
“Ooooowwhhhh..ookh..,” erangku merasakan kehalusan rongga mulutnya menyelimuti Batang Penisku.
Dimundurkannya kepalanya kemudian untuk mengulum kepala Batang Penisku yg membuatku menggelinjang kegelian. Lidahnya menari-nari dgn liar dan dilanjutkan dgn menjilati sepanjang batang Batang Penisku. Tanganku tak tinggal diam, kupegang kepalanya untuk mengikuri gerakan maju-mundur kepalanya waktu Batang Penisku dibenamkannya kembali ke mulutnya yg makin lama makin cepat. Batang Penisku makin basah dgn air liurnya bersamaan dgn kenikmatan dahsyat permainan lidah, hisapan-hisapan dan kuluman mulutnya.
Aq tak mau klimaks di situ. Merry mengerti dan melepaskan Batang Penisku dari mulutnya. Kuangkat kembali kedua kakinya ke atas dan kusandarkan tumitnya pada kedua bahuku, sehingga badannya makin merosot dan punggungnya merebah sedikit pada kursi. Tanpa menunggu lama kumasuukan Batang Penisku yg keras bak tugu itu ke liang memeknya, berbarengan dgn erangan nikmat dari mulut Merry..
“Owwwhhhhhhhh..,” Batang Penisku ambles ke dalamnya dan mulai kupompa perlahan.
Merry tak mau kalah, diputar-putarkannya pinggulnya mengiringi gerakan maju-mundur Batang Penisku. Tangannya di rentangkan ke belakang agar lebih bebas menikmati permainanku. Sementara kedua kakinya erat kupegangi sambil kuciumi apa yg ada di dekat wajahku. Betisnya, mata kakinya, telapak kakinya, atau jari-jari kakinya, kujilati dgn penuh nafsu sambil terus menyodokkan Batang Penisku yg makin lama makin cepat.
Goyangan pinggulnyapun makin cepat mengimbangiku, sementara akupun merentangkan kedua kakinya lebar-lebar agar memeknya lebih leluasa kutembus dgn Batang Penisku.
“Ooogghhhh..makin cepat Jim ..cepat Jiimmm..oooogghhh..,” erang Merry keras bersamaan dgn mengejangnya tubuhnya dan kakinya yg menjepit tubuhku. Merry telah mecapai klimaksnya.
Merry terkulai lemas sambil kupeluk tubuhnya, namun tak berapa lama kemudian Merry beranjak ke pagar teras menghadapkan tubuhnya ke laut. Sambil berdiri agak merunduk, tangannya berpegangan pada bagian atas pagar. Akupun segera menyambut keinginannya untuk memulai kembali permainan dari belakang. Tanganku meraih pinggulnya, dan kusodokkan langsung Batang Penisku yg masih mengeras ke liang memeknya dari belakang.
Merry mengerang keras sambil menggoyangkan pinggulnya yg membuatku makin bernafsu memaju-mundurkan dan memutar-mutarkan pinggulku. Tangankupun beralih meremas toket ranumnya yg menggantung dan bergoyang-goyang itu. Merry makin mengerang merasakan kenikmatan di area-area sensitivenya, sementara aq merasakan laharku yg sdh di ujung. Gerakan kami makin cepat, dan kemudian ..
“Ooooggghhhh..,” teriak kami hampir bersamaan mengimbangi suara deburan ombak malam itu. Tubuh-tubuh kami mengejang sesaat, cairan kami membanjir, dan keringat kami menetes deras seolah selesai bekerja keras.